Menganalisa Progress Diri Dengan SWOT

Seseorang yang selalu berorientasi ke depan, tentunya tidak lepas dari analisa terhadap berbagai aspek kehidupan ini, segala keputusan yang diambilnya, termasuk menganalisa dirinya sendiri alias introspeksi diri.

Kehidupan ini ibarat membangun rumah, tentunya perlu tahu di mana harus meletakkan landasannya yang kokoh, juga perlu menghitung kemampuan anggaran, kekuatan diri sendiri untuk menanggung semua ini, sampai bahan-bahan yang diperlukan, termasuk siapa yang akan mengerjakan pembangunan rumah itu dan seberapa lama waktu yang sebenarnya dibutuhkan sampai rumah itu pasti selesai didirikan.

Ada yang mengajukan Analisis SWOT untuk analisa keputusan bisnis. Akan tetapi, bila direnungkan kembali, sebenarnya aspek lain dari kehidupan ini juga memerlukan perhitungan dan analisa matang yang serupa. Jadi Analisis SWOT sebenarnya juga dapat diterapkan untuk menganalisa diri sendiri dan progress diri.

Ngomong-ngomong, bagaimana dengan Anda? Pernah mencoba menganalisa diri sendiri dengan Analisis SWOT? Bagi para pengambil keputusan, singkatan ini tentunya tidak asing buat Anda. Berikut ini merupakan definisi Wikipedia tentang SWOT:

dari http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari “kekuatan”/strengths, “kelemahan”/weaknesses, “kesempatan”/opportunities, dan “ancaman”/threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

Dengan kata lain, aspek analisis SWOT meliputi segi psikologis dan matematis.

Kenapa harus SWOT? Sepertinya perlu dikupas satu-satu singkatannya. :)

  • Strength (Kekuatan)

    Untuk melakukan sesuatu, harus dapat mengukur kekuatan diri sendiri dulu. Kemampuan, kapasitas, anggaran, ketangguhan, daya saing, biasanya ini aspek yang dilihat pada umumnya.

    Tetapi ada satu hal yang harus diingat juga ketika kita bicara tentang kekuatan, yakni ada batas-batas kekuatan diri kita sendiri. Sejauh batas mana kita bisa beraksi. Ada banyak orang yang lupa memperhitungkan segi ini, berhubung semangat berapi-api dalam melakukan sesuatu di awal-awalnya, tahu-tahu di pertengahan ambruk karena terlalu melewati batas kekuatannya. Tentunya hal ini harus diantisipasi dengan mengetahui betul kekuatan diri sendiri dan batas-batasnya.

  • Weakness (Kelemahan)

    Ini juga harus diperhatikan. Seorang pejuang yang sekalipun kekuatannya besar dan daya tempurnya dahsyat, juga punya kelemahan. Bila tidak waspada, bukan cuma kawan atau keluarga yang mengetahui kelemahannya. Karena pada kebanyakan kasus “art of war”, para lawan dan kompetitor malah juga turut mengetahui kelemahan sang pejuang secara detil, mungkin malah melebihi sang pejuang mengenal dirinya sendiri.

    Ini tentunya harus diperhitungkan juga. Kita harus mempelajari kelemahan kita sendiri dan memperbaikinya, dan mencari potensi yang dapat menanggulangi kelemahan ini.

  • Opportunity (Kesempatan, Peluang)

    Seseorang yang berpikiran maju ke depan, diharapkan akan mampu melihat peluang atau kesempatan yang ada. Ini seperti main Catur, IGO ataupun jenis permainan strategi lainnya. Sang pemain menganalisa dan melihat peluang dari kondisi saat itu, berdasarkan analisa itulah sang pemain kemudian menjalankan langkah permainannya.

    Kehidupan ini juga. Hanya saja, ada banyak dari kita yang jarang menyadari peluang yang ada di depan mata. Bisa jadi karena terlalu terfokus kepada suatu hal – biasanya terhadap suatu halangan – sampai hal-hal lainnya yang ada di sekitar jadi terlewatkan. Barangkali kondisi ini seperti yang diungkapkan oleh kedua orang ternama berikut ini:

    “Sometimes we stare so long at a door that is closing that we see too late the one that is open.”
    – Alexander Graham Bell –
    (sumber: http://www.thinkexist.com/English/Author/x/Author_2255_1.htm)

    “When one door of happiness closes, another opens; but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has been opened for us.”
    – Helen Keller –
    (sumber: http://www.thinkexist.com/English/Author/x/Author_3057_1.htm)

    Jadi kita harus melihat berkeliling supaya pintu kesempatan yang ternyata sudah terbuka bagi kita tidak terlewatkan oleh pandangan mata kita. :)

  • Threat (Ancaman)

    Ancaman, yang kebanyakan berasal dari eksternal, juga harus turut diperhitungkan dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Sesuatu yang membuat kita kesulitan dalam menempuh ‘perjalanan’ setelah pengambilan keputusan, itu merupakan ancaman.

    Itulah sebabnya, bila kita dapat menganalisa kemungkinan-kemungkinan ancaman yang ada, kita akan mampu membuat antisipasi terhadap perjalanan yang akan kita lakukan.

Kalau mau jujur, perhitungan dan pertimbangan yang menghasilkan keputusan dahsyat seperti apapun, tetap percuma tanpa dua hal yang lebih penting lagi dari semuanya itu: Action-nya dan komitmennya.
Bila tidak ada tindakan nyata maupun komitmennya, planning dan keputusan seperti apapun tidak akan terealisasi dengan baik, bisa jadi nantinya orang bersangkutan akan terus jalan di tempat saja.

Jadi bila seseorang sudah menganalisa dan mendapatkan kesimpulan akan segala sesuatu yang dapat dilakukannya, maka yang harus dilakukan kemudian adalah membuat dirinya sendiri yakin untuk bertindak, berkomitmen, menentukan tujuannya, menentukan target yang ingin dicapainya, dan berusaha dengan sungguh-sungguh demi peningkatan progress diri, dan tentunya dibarengi dengan doanya kepada Tuhan supaya diberikan jalan yang lurus dan lancar.

Nah, kembali lagi. Bagaimana dengan Anda sendiri, sudahkah Anda menganalisa diri juga?

Bagaimana progress Anda? Sudah maksimalkah Anda? :)

Alexoah YT
Mantan Kalong yang hobi mengetik (coding, blogging), sekarang pun masih hobi mengetik dan sharing meme di sosmed tertentu.

4 Comments

Leave a Reply to mh Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *