Suatu ketika, pada zaman dahulu kala di Inggris, ketika masih zamannya para tuan tanah, mereka memiliki anjing-anjing pemburu yang sangat tangguh.
Namun, ada seorang pendatang baru yang memiliki anjing dengan tinggi hanya 30cm, anjing ini jelas benar-benar tidak bisa dibandingkan dengan anjing-anjing pemburu lainnya.
Ketika orang ini berjalan-jalan dengan anjingnya, ia bertemu dengan salah seorang tuan tanah senior yang memiliki anjing yang sangat besar dan sangar.
Sang tuan tanah senior itu pun menyapa dengan sombongnya, “Hai, pendatang baru! Anjingmu pendek sekali! Memangnya tidak ada anjing lain yang lebih bagus yang bisa kau miliki?”
Sang pendatang baru pun menyahut, “Ooh, baiklah. Bagaimana kalau dicoba. Kalau anjingmu bisa mengalahkan anjingku ini dalam hitungan detik, aku akan memberikan 1.000 keping emas kepadamu. Kalau anjingku yang menang, aku yang mendapatkan 1.000 keping emas darimu.”
Akhirnya mereka sepakat mengadu anjing mereka.
Hanya dalam 10 detik, terjadi pemandangan mengenaskan, sang anjing besar hancur tanpa belas kasihan. Sang pendatang baru pun menerima kepingan emas yang dipertaruhkan.
Kemudian sang pendatang baru melanjutkan jalan-jalannya bersama anjingnya kembali. Setelah berjalan agak jauh, ia bertemu seorang tuan tanah senior lainnya, yang memiliki anjing blasteran yang masih keturunan serigala. Kembali ia ditertawakan oleh sang tuan tanah satunya lagi, dan ia pun menantang balik anjing serigala itu dengan taruhan 5.000 keping emas.
Lagi-lagi, anjing milik si pendatang baru yang menang. Anjing keturunan serigala milik si tuan tanah senior itu kalah dalam kondisi mengenaskan. Dan sang pendatang baru mendapatkan 5.000 keping emas itu.
Ketika sang pendatang baru akan melanjutkan jalan-jalannya lagi, si tuan tanah kedua ini menyarankan dia untuk menemui raja, yang konon memiliki anjing terkuat di seluruh kerajaan itu.
Singkat kata, sang pendatang baru bertemu dengan raja, dan sang raja juga menantang adu anjing dengannya. Kali ini taruhannya 10.000 keping emas.
Lagi-lagi, yang menang adalah anjing milik pendatang baru itu.
Dengan terheran-heran, sang raja berkata, “Hebat sekali! Anjing apa ini dan bagaimana engkau melatihnya?”
Sang pendatang baru menjawab, “Ooh, latihannya biasa-biasa saja, dan rasnya juga saya sendiri kurang jelas.”
Lalu sang pendatang baru melanjutkan kembali, “Tetapi kalau tidak salah, sebelum ekornya dipotong dan diberi kuping-kupingan, namanya buaya.”