Seorang profesor tua yang sudah mulai pikun, tampak sedang kebingungan di dalam sebuah kereta express lintas antar negara. Ketika akhirnya sang petugas mulai menagih karcis para penumpang, semakin paniklah sang profesor menggeledah tas dan kantongnya sendiri.
Berhubung tidak menemukan karcisnya, yang entah memang terjatuh atau kelupaan dibeli akibat pikunnya yang kumat, sang profesor mulai menunjukkan raut wajah teramat cemas.
Sang petugas yang merasa tidak tega terhadap profesor pun berkata, “Sudah, tidak apa-apa, Pak. Karcisnya menyusul saja saat tiba di tempat tujuan.”
Sang profesor yang makin panik itu pun menyahut, “Bukan cuma itu masalahnya. Karcisnya tidak ada, saya jadi lupa sebenarnya saya mau ke mana, karena pengingat saya satu-satunya adalah nama tempat tujuan yang tertera di lembaran karcisnya!”