Suatu ketika, Bejo bekerja sebagai masinis kereta api. Setelah bekerja beberapa waktu lamanya, rekan-rekannya menyadari bahwa Bejo mempunyai kebiasaan mengirimkan laporan yang terlalu panjang untuk urusan atau persoalan yang kecil.
Akhirnya, pada suatu hari, Bejo mendapat nota dari kantor pusat perusahaan kereta api tersebut, yang meminta agar ia belajar untuk membuat laporan singkat.
Setelah mendapat nota tersebut, Bejo pun menaati instruksi yang diberikan, yakni membuat laporan yang singkat pada waktu berikutnya.
Akan tetapi, pada laporan berikutnya itu, tak seorang pun dari kantor pusat yang dapat memahami apa yang dilaporkan oleh Bejo.
Karena begini bunyi laporannya:
Mati lagi. Nyala lagi. Mati lagi. Nyala lagi. Mati lagi.
Hormat saya,
Bejo.