Alkisah, ada seekor ayam kampung dijual oleh pemiliknya ke pasar demi mendapatkan uang untuk membeli sembako.
Di pasar tersebut, sang ayam dibeli oleh seseorang yang kebetulan memiliki ayam bangkok jantan yang gagah. Niatnya sih, ayam kampung tadi akan dijadikan bibit karena body-nya itu bongsor dan bagus.
Sesampainya di rumah, si ayam kampung pun dilepaskan di pekarangan yang luas.
Sementara sang ayam kampung sedang melihat-lihat lingkungan barunya, tiba-tiba ada seekor ayam bangkok jantan yang berlari kencang mendekati dirinya.
Ayam kampung yang baru saja dilepas di pekarangan itu pun kaget dan lari secepat-cepatnya. Si ayam kampung lompat ke pagar, si ayam bangkok jantan ikut lompat. Si ayam kampung lompat ke jendela, si ayam bangkok jantan pun lompat juga.
Alhasil, aksi kejar-mengejar ini terus berlangsung sampai akhirnya si ayam kampung melihat tumpukan kayu dan segera nyelonong masuk ke dalam sana. Jadi, selamatlah dia.
Dengan terengah-engah, si ayam bangkok jantan itu berteriak, “Kurang ajarr, dasar kampungan!!! Keluar kau!!”
Sang ayam kampung, masih dari persembunyiannya, membalas berteriak, “Biarin saja!! Memang saya ini ayam kampung!!”