Dalam beraktivitas setiap harinya, sadar atau tidak, pasti akan menghasilkan sampah yang merupakan sisa dari kegiatan sehari-hari kita. Coba saja tengok di rumah kita masing-masing, pernahkah tempat sampah di rumah kita kosong seharian penuh?
Coba diingat-ingat kembali, tempat sampah itu akan selalu terisi dan kemudian isinya kita keluarkan lagi dari rumah kita, untuk diangkut lagi oleh tukang sampah, entah dengan gerobak sampah ataupun truk pengangkut sampah, yang kemudian mengantarkan sampah-sampah kita dan tetangga sekitar ke tempat pembuangan akhir.
Mungkin pikiran seperti ini akan ada di dalam benak sebagian orang, “So what gitu loh?”
Ya, sampah yang sudah kita buang itu memang sudah diangkut pergi oleh para pengangkut sampah. Bagi pandangan mata kita – yang jarak pandangnya terbatas – urusan sudah selesai karena sampah itu sudah tidak terlihat lagi oleh mata kita.
Akan tetapi, tahukah Anda bahwa urusan sampah sebenarnya tidak pernah selesai sekalipun itu sudah terangkut dari rumah kita masing-masing? Apalagi, setiap hari kita pasti akan mengeluarkan sampah baru lagi. Bisa dikatakan, tiada hari tanpa sampah yang keluar dari rumah kita.
Sekarang, coba bayangkan. Bagaimana bila sampah itu tidak pernah terangkut dari rumah kita, dari lingkungan sekitar kita? Seperti apa jadinya bila hal itu sampai terjadi?
Kalimat seperti “Amit-amit, jangan sampai terjadi!” barangkali akan ada di benak kita semua.
Karena itu, saya jadi tergelitik untuk bertanya sekarang, “Sudahkah kita berterima kasih kepada para tukang sampah yang setia mengangkut sampah-sampah dari rumah dan lingkungan tempat tinggal kita?” Bisa dibilang, mereka termasuk orang-orang yang paling berjasa dalam kehidupan kita, sayangnya kebanyakan dari kita lupa akan hal ini atau bahkan tidak menyadari jasa-jasa mereka.
Padahal, bisa dikatakan, para pengangkut sampah – yang juga kita sebut sebagai tukang sampah – termasuk jejeran orang-orang yang mulia dan sangat rendah hati. Coba saja tanyakan kepada diri sendiri, berapa banyak dari kita yang bersedia mengeruk sampah, bukan hanya sampah milik sendiri tapi juga milik orang lain, untuk kemudian kita antarkan ke tempat pembuangan akhir? Bayangkanlah bau sampah yang harus dihadapi setiap harinya. Belum lagi ditambah dengan cibiran dan ejekan dari individu-individu yang berpikiran sempit dan dangkal yang menganggap diri sendiri lebih baik daripada para pengangkut sampah.
Barangkali ada orang yang akan berkata, “Mereka itu juga terpaksa, lagipula itu memang profesi mereka sebagai tukang sampah.”
Tapi cobalah bertanya kepada diri sendiri. Bersediakah kita bekerja seperti para tukang sampah itu – yang seringkali hanya dengan peralatan yang minim dan seadanya – berhadapan dengan sampah, benda-benda tak jelas, bau busuk yang menyengat, lalat yang hilir-mudik di sekitar, belum lagi resiko tertusuk benda-benda tajam ataupun terkena penyakit?
Dan coba tanyakan kepada diri sendiri lagi … Bagaimana kalau sampai tidak ada tukang sampah lagi di dunia ini?
Disadari atau tidak, tukang sampah adalah salah satu pahlawan lingkungan, yang kebanyakan dilupakan.
Sudahkah Anda menghargai para tukang sampah? Penghargaan terhadap para tukang sampah dapat diwujudkan dari hal-hal kecil yang intinya tidak menambah beban pekerjaan mereka yang sudah menumpuk itu. Hal-hal yang mungkin sepele bagi kita, tetapi turut meringankan pekerjaan mereka.
- Mengeluarkan sampah dari rumah kita lebih awal.
Lebih baik sampah kita sudah dalam kondisi siap diangkut ketika tukang sampah datang, bukankah begitu?
- Mengeluarkan sampah dari rumah kita dalam kondisi yang tidak berantakan.
Ini akan mempermudah tukang sampah untuk mengambilnya dari rumah kita. Kalau sampah kita berada dalam kondisi yang berantakan atau berceceran, ini sebenarnya sudah termasuk ‘mengerjai’ sang tukang sampah, karena mereka akan harus memungut ceceran sampah yang berserakan itu satu per satu, yang akhirnya memperpanjang waktu kerja mereka.
Jangan lupa, bukan hanya rumah kita yang harus mereka datangi, jadi coba pikirkan bila kita yang berada di posisi mereka. Bagaimana rasanya harus mengeruk sampah berserakan dari setiap rumah? Berapa lama waktu yang harus terbuang karena mengeruk sampah, yang semestinya sudah bisa langsung diambil dalam hitungan detik jika sampah itu sudah dikeluarkan dalam kondisi yang tidak berantakan?
- Turut menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan sekitar rumah kita.
Bagaimanapun, lingkungan ini adalah lingkungan kita. Kita yang menghuni, jadi kita juga berkewajiban menjaga lingkungan tempat tinggal kita sendiri. Kita juga perlu ingat kembali poin nomor 2 tadi. Karenanya, kita harus menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan kita sehingga sampah juga tidak berserakan di mana-mana.
- Mengucapkan terima kasih yang tulus kepada sang tukang sampah.
“Terima kasih” merupakan dua kata yang singkat dan mungkin terdengar sepele. Tetapi berapa orang yang benar-benar sudah pernah mengucapkannya dengan tulus kepada para pahlawan yang terlupakan ini?
Mungkin masih ada hal-hal yang bisa Anda tambahkan sebagai wujud penghargaan kepada para tukang sampah? Silakan mewujudkannya dalam aksi dan tindakan nyata Anda. :)
he..he..he..menggugah sekali artikelnya…salam kenal ya, makasih udah berkunjung ke blog ane…
salam kenal juga Dokter, makasih sudah berkunjung ke blog ane juga. :shakehand2
benar sekali…banyak yang memandang sebelah mata…memandang sinis pekerjaannya…padahal kita bisa nyaman, bersih kota, kalau musim hujan tidak banjir…ini jasa siapa…? yang sebenarnya layak mendapat mendali adipura karena kebersihan adalah pekerja kebersihan…..dan untuk persahabatan,,saya sudah pasang link blog sobat di blogroll “sahabat-sahabat terbaikku” di blog saya..pasang jg link blog saya ya sobat…untuk persahabatn dan untuk sarana silaturahim…
setuju, Sobat. tanpa jasa para pahlawan lingkungan ini, entah sudah seperti apa jadinya kota kita masing-masing. mereka memang pahlawan lingkungan yang terlupakan. semoga semakin banyak orang yang menghargai jasa dan dedikasi para pekerja kebersihan dan tukang sampah di dunia ini.
link Anda juga sudah saya pasang di kolom “Neigh-blog-hood”. terima kasih atas pertukaran linknya. salam persahabatan juga untuk Anda. :shakehand2
iya… pahlawan yang terlupakan… coba kalo gag ada tukang sampah, gila-gilaan dah Indonesia…
:bingung
betul. jadi ada satu lagi hal yang harus disyukuri dalam hidup sehari-hari: masih ada tukang sampah berhati mulia yang bersedia mengangkut sampah-sampah dari lingkungan kita. :cendol