Suatu ketika Dodol baru saja tiba di rumah. Ia mendapati kucing milik istrinya sedang berjalan di halaman sambil menggigit anak kelinci milik Bejo, sahabat yang juga merupakan tetangganya.
Dengan segera Dodol menghampiri si kucing dan merampas anak kelinci tadi. Ternyata anak kelinci itu sudah mati.
Dodol menjadi panik, karena kalau sampai Bejo tahu, maka rusaklah persahabatan yang mereka bina selama ini.
Dodol pun memutar otak untuk mencari penyelesaian masalah ini.
Akhirnya Dodol buru-buru membawa anak kelinci tadi ke dalam rumah, lalu memandikan si anak kelinci untuk menghilangkan ‘bukti-bukti kekerasan fisik’ si kucing yang sempat menempel di tubuh si anak kelinci.
Sesudah itu Dodol mengendap-ngendap ke halaman rumah Bejo. Setelah memastikan tidak ada yang memergoki, Dodol segera menaruh anak kelinci itu kembali ke dalam kandangnya. Kemudian Dodol segera kabur dari sana, sambil berharap mudah-mudahan Bejo cs menganggap si anak kelinci matinya karena alamiah.
Beberapa hari kemudian, Dodol dan Bejo berpapasan saat hendak berangkat kerja. Setelah saling menyapa, Bejo pun nyeletuk ke Dodol.
“Bro, tahu nggak, anak kelinci gue mati. Sekeluarga sempat bingung.”
Dodol pura-pura ikut bingung dan menyahut, “Oh ya? Wah, turut prihatin ya, Jo. Terus?”
Sambil menggaruk-garuk kepala, Bejo berkata, “Nah, ini ada kejadian aneh. Kan anak kelinci gue mati, sesudah itu udah dikubur nih. Eh, besok hari ada yang menggali kuburnya, terus anak kelinci gue itu dimandiin oleh dia, terus ditaruh kembali ke kandangnya lagi. Sekarang kita jadi pada pusing nih. Ini pelakunya memang orang yang lagi kurang kerjaan atau jangan-jangan baru kabur dari rumah sakit jiwa.”