Halo, Agan dan Aganwati Semuanya.
Selamat siang, sore, atau mungkin malam di lokasi masing-masing.
Atau jangan-jangan malah sedang dini hari di lokasi Anda sekarang ini?
Apapun waktu Anda sekarang ini, Selamat Datang. Terima kasih sudah mampir.
Bagi Agan dan Aganwati yang sadar bahwa ucapan “Selamat Pagi” tidak saya sebutkan di salam sapa barusan, mohon maaf, tadi kelupaan. Karena tiap bangun pagi saya selalu kagetan dan gradak–gruduk, saya akhirnya jarang-jarang sapa “Selamat Pagi”. :3
Jadi sekarang ini saya lagi mau ngobrol tentang “Niat Bangun Pagi”. Sebenarnya harapan saya mudah-mudahan sih Agan dan Aganwati sekalian berbakat bangun pagi. Kenapa?
Karena kata banyak orang di luar sana: “Kebiasaan bangun pagi itu bikin sukses.” Coba saja tanya Mbah Google. Bisa jadi sih benar banget, walaupun sepertinya ungkapan tadi nggak terlalu berlaku bagi keempat orang sukses ini.
Anyway, bagi kebanyakan orang, apalagi yang hobi begadang atau yang lebih suka jam malam, disuruh bangun pagi itu rasanya pertempuran banget. Walaupun sudah diniatkan, sampai coba segala cara untuk bangun pagi, tapi akhirnya tombol snooze juga yang menguasai alam bawah sadar dan jari tangan para penikmat kasur-bantal-guling ini, … atau bisa jadi jam alarmnya malah sekalian dicelup ke dalam air seperti si Mr. Bean ini.
Alhasil, ketika benar-benar sudah kembali ke alam sadar, panik lah yang mengambil alih. Kemudian dua monster kembar bernama gradak–gruduk dan pontang-panting menjadi teman setia setiap “pagi menjelang telat” di rumah. Ujung-ujungnya mandi koboi, sarapan seadanya, lalu kejar-kejaran angkutan umum atau nyetirnya jadi ngebut. *BTW, hati-hati di jalan, Bro / Sis* /(=_=!)__
Kesimpulannya? Alarm biasa sudah terlalu mainstream untuk membangunkan para penikmat tidur. Maka para supporter “niat bangun pagi” yang bersimpati pun mengajukan penemuan alarm baru yang konon dijamin bikin kita keluar dari tempat tidur.
Yang paling ekstrim mungkin inovasi yang satu ini:
Demonstrasi di video tadi itu adalah “The Wake-up Machine” buatan Simone Giertz. Memang bener sih, idenya keren. Siapa yang bersedia terus tidur dalam kondisi ditabokin tangan kaya begini? :D Tapi mungkin perlu penyempurnaan lagi sebelum dipasarkan ke market. :3
Dan banyak juga yang sependapat dengan si Meong yang satu ini … Kalau sudah begini, invest alarm mahal-mahal ada pengaruh atau nggak, ya? *tepok jidat*
Tapi kalau dipikir-pikir yah … kan katanya semua dimulai dengan niat dan diikuti dengan tekad, lalu di-follow up dengan tindakan. Jadi harusnya sih bisa berhasil tanpa harus keluar modal besar. Memang di awal-awal, untuk bangun pagi rasanya pertempuran banget untuk mengawali hari.
Jadi mending bagaimana ya?
Ada saran alternatif murah-meriah dari seorang teman. Boleh dicoba. Kira-kira alternatifnya begini.
Cara 1:
Minta dibangunin orang serumah.
Cara mainstream sih sebenarnya. Tapi ini baru berhasil kalau orang serumahnya pada jago bangun pagi yah. Kalau orang serumahnya juga sama-sama tukang bangun kesiangan, agak repot jadinya. Nanti bisa kejadian seperti beberapa rekan kerja saya. Mereka ngontrak bertiga, tiga-tiganya sama-sama bakat bangun kesiangan, dan seperti yang ditakutkan, mereka sama-sama sukses bangun kesiangan. *tepok jidat*
Alhasil mereka ngumpul tidur di satu ruangan besar, menyalakan alarm HP masing-masing dengan jam alarm yang disetel bergantian menitnya. Perkembangannya? Saya belum tahu sudah berhasil 100% atau nggak.
Cara 2:
Pasang alarm yang ngetop berisiknya dengan suara maksimum, taruhnya di pojok ujung sana di kamar yang sama, tapi jauuuuuuh dari tempat tidur dan dari jangkauan tangan.
Katanya lumayan, … lumayan bikin kita yang karena saking geregetannya kepingin menghajar si alarm, jadi akhirnya bangun juga dari ranjang. :3
Cara 3:
Mirip cara kedua tadi, tapi bukan alarm, melainkan telepon atau HP kita yang ditaruh di ujung sana. Terus minta tolong teman-teman se-gank kita untuk bergantian telepon-in kita sampai ada jawaban dari kita.
Lumayan kan, yang bayar pulsa kan teman-teman se-gank. :3
Jangan lupa ingatkan sang teman, kalau nanti ada jawaban dari kita, mereka harus siap-siap jauhkan gagang telepon / HP dari kuping mereka. Siapa tahu kita nyahut panggilan mereka sambil teriak marah-marah kaya si Meong yang satu ini, nanti kasihan kan gendang telinga mereka. :3
Barangkali Agan dan Aganwati punya usulan cara lain yang lebih berhasil? Silakan dibagikan lewat kolom komentar. :)
Kalau minta bantuan tetangga? XD
Bisa, kalau tetangganya memang jago bangun pagi dan juga bersedia. :D
Alarm “The Wake-up Machine” itu sesuatu sekali. Tapi kayanya Epic sekali kalau tiap bangun pagi ngalamin ditabokin bolak-balik. :D
Namanya juga usaha. :D