Dering Telepon Saat Tengah Malam …

Bejo, yang baru beberapa waktu ini diterima bekerja di rumah seorang ningrat dengan gaji lumayan, akhirnya minta berhenti bekerja karena trauma. Bejo paling takut kalau sudah mendengar suara telepon berdering di rumah tuannya.
Usut punya usut, rupanya begini ceritanya.

…….

Pada suatu tengah malam, terdengar suara telepon berdering di ruang tamu …

Bejo: (mengangkat telepon sambil terkantuk-kantuk) “H-Halo?”
Penelepon bersuara misterius: “Halo. Apakah ini kediaman Mr. Dracula?”

Bejo melongo, mulai bergidik dan bertanya-tanya kalau telinganya salah mendengar, kemudian berusaha menyahut dengan sopan.

Bejo: “Maaf, Anda salah sambung, ini kediaman keluarga Vamp.”
Telepon pun ditutup.

Sejam berlalu … Telepon berdering lagi.

Bejo: (sambil terkantuk-kantuk) “Ha-aloou …?”
Penelepon bersuara misterius tadi: “Halo. Apakah ini kediaman Dr. Dracula?”

Bejo: (mengenali suara itu lagi) “Salah sambung!! Ini kediaman keluarga Vamp!”

Telepon ditutup lagi.

Beberapa menit kemudian, telepon berdering lagi.
Dengan ogah-ogahan Bejo mengangkat telepon lagi.

Penelepon: (langsung menyapa sebelum disapa) “Halo?”
Bejo: (masih emosi) “Lagi-lagi kamu! Awas ya! Biar saya cuma pembantu, saya bakal lapor polisi!”

Penelepon: “Apakah ini kediaman keluarga Vamp?”
Bejo: (melongo) “Oh, maaf. Tadi ada penelepon yang sering salah sambung telepon ke sini. Mau cari siapa?”

Penelepon, kembali bersuara misterius: “Mr. Dracula.”
Bejo: $#!@#&^@!!

Telepon langsung ditutup dengan cara dibanting oleh Bejo.

Beberapa menit kemudian, baru saja Bejo tiba di depan pintu kamarnya, terdengar deringan telepon lagi di ruang tamu.
Dengan kesal Bejo menghampiri ruang tamu dan mengangkat teleponnya lagi, lalu menunggu suara di seberang telepon.

Penelepon bersuara misterius: “Haloo-o?”
Bejo: (marah) “Kamu, lagi! Kamu lagiiii….!!!”

Penelepon: (berlogat asing) “Ini saya, Monsieur Vamp.”
Bejo: (panik) “Aduh! Maaf, Tuan! Maaf! Dari tadi ada orang gila yang telepon ke sini berkali-kali. Ada apa ya, Tuan?”

Penelepon: “Panggilkan Mr. Dracula.”

Bejo pun pingsan.

Beberapa jam setelah tersadar kembali, Bejo melihat gagang telepon yang masih menggantung. Ia pun menutup telepon tadi.
Baru saja ditutup, telepon berdering kembali.

Akhirnya dengan perasaan amat sangat makan hati karena batal tidur berkali-kali, Bejo mengangkat telepon lagi.

Bejo: “Halo!”
Penelepon: (kali ini suaranya orang lain) “Halo!”

Bejo: (lega mendengar suara yang berbeda) “Selamat malam. Mau cari siapa, Pak?”
Penelepon: “Betul ini kediaman keluarga Vamp?”

Bejo: (menyeka dahinya dari sisa keringat) “Iya, betul.”

Penelepon: “Saya Dokter Dracula. Apa tadi ada orang yang cari saya?”