Seorang pengacara matre yang sangat sukses menghentikan mobil mewah terbarunya di depan kantornya, bersiap-siap untuk memamerkan mobil itu kepada rekan-rekannya. Saat dia baru keluar dari mobilnya, sebuah truk besar tiba-tiba lewat. Malang tak dapat dihindari, pintu mobil itu langsung terhantam hingga lepas.
Sang pengacara langsung berteriak histeris dan menelepon polisi, yang dalam hitungan menit sudah langsung mendatangi TKP.
Sebelum petugas itu punya kesempatan untuk bertanya, sang pengacara sudah langsung menjerit-jerit histeris. Mobil mewahnya yang baru diterimanya sehari sebelumnya, sekarang betul-betul hancur, dan tidak peduli sejago apapun sang montir yang akan memperbaikinya, mobil itu tidak akan pernah sama seperti semula lagi.
Ketika sang pengacara akhirnya menyelesaikan segala caci makinya, sang petugas polisi menggeleng-gelengkan kepala dalam rasa jijik dan tidak percaya.
“Saya benar-benar tidak habis pikir, Anda ini begitu materialistis,” kata sang petugas, “begitu fokusnya pada barang milik Anda, sampai-sampai Anda tidak menyadari hal lain.”
“Bagaimana bisa-bisanya Bapak mengatakan hal semacam itu?” tanya sang pengacara dengan jengkel.
Sahut sang petugas polisi, “Anda sadar tidak sih, kalau lengan kiri Anda itu juga sudah tidak ada dari sikut ke bawah? Pasti putus saat truk tadi menghantam Anda.”
“Ya Tuhan!” jerit sang pengacara, “JAM ROLEX-KU!!!!”