Istri Bejo suka sekali bernyanyi dan karaoke-an, sampai suatu hari ia memutuskan untuk ikut paduan suara ibu-ibu di RW mereka. Semenjak itu, semakin gencarlah ia berlatih bernyanyi. Di dapur, kamar mandi, ruang tamu, saat menyapu, mencuci, saat waktu senggang, sampai bahkan ketika sebelum tidur pun masih latihan bernyanyi.
Bejo yang melihat hobi baru sang istri, hanya terdiam saja. Ia tidak menunjukkan tanda keberatan, juga tidak mengomentari apapun. Walaupun begitu, ketika istrinya sudah mulai bernyanyi, Bejo akan langsung keluar rumah, atau setidaknya membuka jendela lebar-lebar dan duduk-duduk dekat jendela, atau bahkan melongokkan kepalanya keluar jendela.
Lama-lama sang istri menyadari reaksi sang suami. Ia mulai merasa tersinggung, hingga suatu hari pun ia bertanya kepada Bejo, “Mas, kenapa sih tiap kali aku nyanyi kamu seperti itu? Nggak suka dengar aku nyanyi ya??”
Bejo berusaha menenangkan istrinya dan menjawab dengan hati-hati, “Bukan, Mi. Aku suka kok kamu nyanyi. Aku cuma sengaja menampakkan diri ke orang-orang di luar rumah saat kamu nyanyi, supaya para tetangga nggak sampai nuduh kalau kita ini sedang berantem!”