Alkisah ada pertemuan akbar dalam sebuah stadion yang dilaksanakan berhari-hari, diikuti berbagai kalangan.
Tujuannya? Doa bersama untuk minta hujan bagi negeri yang sudah kering kerontang ini.
Singkat cerita, pertemuan doa akbar ini berlangsung setiap hari sampai 40 hari lamanya, tanpa pernah ada tanda-tanda akan turun hujan.
Namun akhirnya, hujan pertama pun turun di hari keempat puluh itu. Sorak-sorai membahana di mana-mana menyambut terjawabnya permohonan doa mereka.
Hanya saja sorak-sorai mereka tidak berlangsung lama.
Hujan turun makin deras, makin deras, dan makin deras, sampai akhirnya para peserta pertemuan akbar itu pontang-panting membubarkan diri dan berlarian kebasahan di bawah siraman air hujan.
Di tengah-tengah kepanikan akibat kehujanan, perhatian orang-orang tiba-tiba teralihkan ketika ada satu pemandangan kontras yang membuat mereka tertegun.
Seorang anak kecil,
sendirian,
tampak sedang memandang ke langit untuk sesaat,
kemudian melongok ke dalam tasnya,
mengeluarkan sebuah payung,
lalu membuka payungnya dan berjalan dengan tenang dan riang gembira di bawah hujan deras.
Anak kecil itu satu-satunya peserta doa akbar yang membawa payung.