Sebuah gedung pertemuan yang dekat dengan jalan besar, sedang disewa untuk suatu acara pernikahan. Para satpam sudah berjaga-jaga di luar gedung, di dekat tanda yang bertuliskan “Harap pelan-pelan, ada acara resepsi.”
Melihat tanda itu, orang-orang pun melewati jalan itu dengan pelan-pelan dan hati-hati, sampai akhirnya, tiba-tiba ada satu sepeda motor yang sedang melaju dengan kecepatan yang sangat kencang.
Dengan sigap sang satpam segera menghentikan motor itu sambil berteriak, “Stop! Stop!! Hei! Berhenti!!”
Laki-laki yang mengemudi motor itu pun tampak kesal dan berkata, “Aduuh! Apa-apaan sih, saya lagi terburu-buru banget nih!”
Sang satpam menyahut, “Mas, bisa baca tulisan ini, gak? Harap pelan-pelan, ada acara resepsi.”
Laki-laki itu menyahut, “Ya bisa. Tapi …”
Satpam itu langsung menyela perkataan laki-laki itu, “Halah! Alasan!”
Laki-laki itu masih berusaha menjelaskan, “Tapi, Pak …”
Satpam itu langsung memotong lagi dengan suara galak, “Ahh! Sudah! Sudah!! Putar balik saja lewat sebelah sana!”
Laki-laki itu tampak gugup dan masih berusaha hendak menjelaskan, “Pak! Pak!”
Satpam kembali melotot kepada laki-laki itu, “Apa?! Mau saya suruh push-up sekalian?!”
“Pak,” kata laki-laki itu lagi sambil keringatan, “Saya ini mau ngomong …”
Satpam itu langsung menyela dan memberi isyarat dilarang lewat, “Sudah! Pokoknya tidak bisa!”
Sementara sang satpam selalu menyela setiap kata yang hendak diucapkan laki-laki itu, tiba-tiba dari arah gedung muncul seorang pria berjas.
“Ada apa ini ribut-ribut?” tanya pria berjas itu, “Lho …?”
Pria berjas itu melihat kepada laki-laki pengendara motor itu, lalu bertanya, “Kenapa kamu masih ada di sini?”
Laki-laki itu langsung memberi isyarat sambil menunjuk si satpam tadi, “Ini nih …, saya gak dikasih lewat sama dia.”
Pria berjas itu langsung melotot kepada sang satpam, “Heh! Satpam! Situ tahu laki-laki ini siapa?”
Sang satpam menjawab dengan gugup, “Ti … tidak tahu, Pak Direktur.”
Pria berjas itu langsung mendamprat sang satpam, “Kenapa kamu tahan dia? Ini keponakan saya, si pengantin prianya!!”
Sang satpam langsung membungkukkan badan sambil meringis, “Maa … maaf, Pak. Maaf!”
Sementara laki-laki yang rupanya sang pengantin pria itu langsung menggumam sambil mendorong motornya kembali, “Huhhh, dasar satpam geblekkk!!”