Ketika Akuntan Hampir Dirampok

Dua orang akuntan sedang berada di sebuah bank ketika tiba-tiba saja ada kawanan perampok bersenjata yang masuk.

Para perampok itu pun beraksi. Sebagian perampok mulai merampas uang dari kasir, sedangkan sisanya menakut-nakuti para nasabah dan memerintahkan mereka untuk berdiri menghadap dinding. Kantong para nasabah pun ikut dirogoh satu per satu oleh para perampok itu.

Salah seorang akuntan tadi menyadari bahwa gilirannya sudah hampir tiba untuk didatangi perampok itu, dengan segera ia pun menyerahkan sesuatu ke tangan akuntan kedua.

Akuntan kedua pun bertanya, “Apa ini?”

Akuntan pertama menjawab, “Bukannya saya ada berhutang 100 ribu sama Situ? Saya lunasi dulu.”

Jadi Kasus Ini Sebenarnya Bagaimana?

Sekembalinya ke ruangannya, seorang hakim duduk berhadapan dengan dua orang pengacara dari dua pihak yang bertentangan.

Sang hakim memandang kedua pengacara itu dengan tatapan tajam dan menyelidik. Kedua pengacara saling melirik dan mulai tampak titik-titik keringat di kening mereka masing-masing.

“Oke,” kata sang hakim kemudian sambil berdehem, “Jadi Anda berdua ini sama-sama telah mencoba menyuap saya.”

Kedua pengacara itu tampak mulai merasa tidak nyaman dan berusaha memperbaiki posisi duduk mereka.

Sang hakim kemudian memandang pengacara pertama dan berkata, “Nah, Anda telah memberi saya uang $25,000.”

Pengacara pertama mulai gelisah dan mengeluarkan sapu tangan untuk menyeka keringatnya.

Lalu sang hakim memandang pengacara kedua dan berkata, “Dan Anda, telah memberi saya uang $20,000.”

Pengacara kedua juga mulai mengeluarkan sapu tangan untuk menyeka keringatnya.

Sang hakim kemudian merogoh kantong uang yang ada di hadapannya, dan mengeluarkan segepok uang, lalu menghitung-hitungnya sebentar.

“Oke. Sekarang saya memberi Anda kembalian $5,000,” kata sang hakim sembari menyerahkan uang tersebut kepada pengacara pertama.

Kemudian sang hakim menyimpan kembali kantong-kantong berisi uang sisanya, dan melanjutkan kalimatnya, “Nah, jadi kasus ini sebenarnya bagaimana? Ayo kita selesaikan kasus ini!”

Biaya Konsultasi

Seorang klien baru memasuki ruangan seorang pengacara terkenal.

Klien itu kemudian bertanya, “Bolehkah saya tahu berapa harga konsultasi Anda?”

Sang pengacara pun menjawab, “Tentu saja. $2,000 untuk menjawab tiga pertanyaan.”

Sang klien pun terperanjat, “Wah! Bukankah ini terlalu mahal?!”

“Ya,” sang pengacara menjawab dengan kalem, “Lalu, apa pertanyaan ketiga Anda?”

Tiga Tipe Manusia

Dikisahkan ada segelas air di atas meja, dan tiga orang sedang berdiri di hadapannya, mengamati gelas tersebut dan mulai mengeluarkan analisa mereka.

Kata orang pertama: “Airnya masih setengah gelas.”
-> Orang pertama ini optimistis.

Kata orang kedua: “Airnya tinggal setengah gelas.”
-> Orang kedua ini pesimistis.

Kata orang ketiga: “Gelas itu dua kali lebih besar.”
-> Nah, selidik punya selidik, ternyata orang ketiga ini seorang konsultan manajemen.

Yang Terbaring Di Sebuah Makam …

Seorang wanita dan anaknya yang masih kecil mengunjungi kuburan sang nenek. Ketika mereka sedang berjalan menyusuri area pemakaman hendak menyeberang menuju area parkir mobil, sang anak tiba-tiba bertanya kepada ibunya.

“Ibu, apakah mungkin kita mengubur dua orang dalam satu kubur?” tanya sang anak.

“Tentu saja tidak boleh,” jawab sang ibu, “Memangnya kenapa kamu bertanya begitu?”

Maka sang anak pun menunjuk sebuah batu nisan yang sudah jauh di belakang mereka, dan berkata, “Karena di batu nisan yang tadi itu ada tulisan: ‘Di sini terbaring seorang pengacara dan seorang manusia yang jujur’ …”

Ketika Pesawat Harus Mendarat Darurat …

Sebuah pesawat sedang mengalami kerusakan mesin, maka pilot pun memerintahkan seluruh kru kabin untuk membantu para penumpang supaya mereka duduk dan bersiap-siap menghadapi pendaratan darurat.

Beberapa menit kemudian, pilot pun bertanya jika semua orang di dalam pesawat sudah duduk di kursi mereka masing-masing dan sudah siap untuk pendaratan darurat.

Salah seorang penumpang pun menjawab, “Semua sudah siap, Pak Kapten. Cuma satu orang saja, pengacara yang satu itu masih jalan ke sana kemari sambil membagikan kartu namanya.”

Pertanyaan Seputar Ke-pengacara-an …

Ada berapa jenis pengacara?

Secara garis besar, ada 2 jenis pengacara:
1. Pengacara yang mengenal hukum.
2. Pengacara yang mengenal hakim.

Apa perbedaan antara pengacara yang buruk dan yang baik?

  • Pengacara yang buruk suka memperlambat penyelesaian sebuah kasus.
  • Sedangkan pengacara yang baik membuat kasus itu menjadi jauh lebih lama lagi.
  • Apa yang dimaksud dengan biaya perkara?

    Biaya perkara bagi pengacara adalah:

  • jika aku tidak memenangkan kasusmu, maka aku tidak memperoleh apa-apa.
  • jika aku memenangkan kasusmu, maka kamu tidak memperoleh apa-apa.
  • Permintaan Ketiga

    Tiga orang remaja yang bersahabat baik, Tuak, Bejo dan Dodol, tersesat di tengah hutan sewaktu berpetualang. Mereka mulai panik saat hari semakin gelap.

    Bejo yang berkacamata tebal sedang berjalan sambil meraba-raba, akhirnya tersandung sesuatu. Ternyata kakinya terantuk sebuah guci kuno. Guci itu pun terguling, dan tutupnya terbuka saat menggelinding di tanah.

    Tiba-tiba, ada asap putih tebal yang mengepul keluar dari guci itu. Tak lama kemudian, asap itu menjadi semakin tebal dan besar, dan menjelma menjadi sesosok jin raksasa. Ketiga sahabat karib itu ternganga ketakutan melihat sosok yang tinggi besar itu.

    Jin itu pun tertawa-tawa dan berkata, “Huaaaahahahahh …!!! Terima kasih, terima kasih kepada Tuan-tuan bertiga yang sudah mengeluarkan saya dari guci penjara ini! Sebagai imbalannya, masing-masing dari Tuan-tuan bertiga ini boleh mengajukan satu permintaan untuk saya kabulkan.”

    Bejo pun serta-merta menyahut, “Benar nih? Kalau begitu, pindahkan saya ke tempat pesta yang meriah di mana banyak gadis cantik yang bisa saya ajak kenalan dan saya kencani!”

    Tuing! Dalam sekejap mata, Bejo sudah menghilang dari pandangan mereka.

    Dengan ketakutan Tuak pun berbicara, “Ka … kalau begitu, pindahkan saya ke rumah makan yang mewah, di mana ada banyak makanan yang bisa saya makan sepuasnya, dan bermacam-macam minuman mewah yang selama ini ingin saya coba. Saya ingin makan dan minum sepuasnya!”

    Tuing! Tuak pun ikut menghilang dari pandangan mata.

    Dengan gemetaran dan ketakutan Dodol menengok kanan-kirinya yang sudah kosong, lalu memandang jin itu.

    Kemudian Dodol berkata dengan nada memelas, “Duh! Tuan Jin. Di sini sepi sekali jadinya. Saya takut sendirian di sini … Tolong kembalikan kedua temanku.”

    Tuing! Dalam sekejap mata, Tuak dan Bejo sudah muncul kembali.

    Tuak dan Bejo pun melotot bareng-bareng ke arah Dodol, “%&#$(#@^!!!!!”

    Menelepon Rumah Sakit

    Seorang wanita menelepon sebuah rumah sakit, yang segera diangkat oleh salah satu pegawai rumah sakit itu.

    “Halo,” kata wanita itu, “Saya ingin menanyakan keadaan seorang pasien, apakah dia sudah membaik atau belum.”

    Sahutan di ujung sana pun terdengar, “Siapa nama pasiennya, Bu? Di ruang berapa?”

    “Namanya Mimi di ruang 311,” sahut wanita itu.

    Pegawai rumah sakit itu pun mencari data sang pasien di komputer, lalu menyahut, “Oh, iya. Nona Mimi sudah membaik. Tekanan darah sudah normal dan bagus lagi. Pola makan juga sudah bagus. Detak jantung sudah bagus dan terus membaik. Kondisinya secara keseluruhan sudah bagus dan terus membaik. Barangkali Dokter Bejo akan memperbolehkan Nona Mimi pulang sekitar Senin atau Selasa depan.”

    Suara wanita itu terdengar girang dan bersemangat, “Luar biasa! Benar-benar fantastis! Syukurlah kalau begitu!!”

    Pegawai rumah sakit itu pun menyahut, “Mendengar suara Ibu yang sangat gembira seperti ini, pasti Ibu salah satu keluarga dekat Nona Mimi ya.”

    Wanita itu pun berkata, “Justru saya ini Mimi. Saya menelepon dari kamar 311! Dokter Bejo yang genit itu, ada saja yang ditanya dan dibicarakan, tetapi dia tidak pernah berkata apa-apa soal kondisi kesehatan saya!!”

    Strategi Seorang Pengacara

    Seorang pengacara muda sedang berkutat dengan kasus yang harus memenangkan seorang pebisnis kaya dalam tuntutan hukum yang pelik. Sayangnya, ternyata bukti-bukti yang ada justru memojokkan kliennya. Pengacara muda ini pun takut akan kalah dalam pengadilan nanti. Jadi ia pun meminta nasehat dari seorang rekan pengacara yang lebih senior, sekaligus bertanya apakah boleh mengirimkan sekotak cerutu yang mahal kepada sang hakim.

    Sang rekan senior itu terkejut, lalu berkata, “Jangan! Hakim yang satu ini adalah orang yang sangat disegani di negeri kita. Jika Anda melakukan hal itu, saya jamin, Anda akan kalah di pengadilan nanti!”

    Maka sang pengacara muda hanya bisa meninggalkan ruang kerja seniornya itu, sambil terus memutar otak mencari jalan penyelesaian lainnya.

    Beberapa minggu kemudian, hakim yang menangani kasus pengadilan yang pelik ini ternyata memenangkan klien si pengacara muda tadi. Sang rekan yang juga seniornya itu mengundangnya untuk makan bersama-sama sekaligus untuk mengucapkan selamat atas kemenangan kasusnya.

    “Tidakkah Anda lega sekarang, karena Anda tidak jadi mengirim sekotak cerutu mahal yang Anda sebutkan kemarin itu?” tanya sang rekan kepada si pengacara muda itu.

    “Oh,” sahut si pengacara muda dengan kalem, “Sebenarnya saya tetap mengirimkannya. Hanya saja, di dalam kotak cerutu itu, saya memasukkan kartu nama pengacara lawan.”