Belakangan ini Bejo merasa paranoid, bertanya-tanya jika dirinya sedang menderita penyakit yang aneh. Setiap hari kepalanya selalu terasa seperti dipukul-pukul oleh sesuatu dan telinganya juga sering berdenging.
Bejo yang tidak puas dengan kunjungannya ke dokter pertama, akhirnya mengunjungi dokter lainnya. Setelah tiga dokter yang dikunjungi, ternyata Bejo menerima kesimpulan yang sama dari para dokter itu: bahwa usianya tinggal beberapa bulan lagi.
Mendengar vonis semacam itu, akhirnya Bejo pun memutuskan untuk menikmati sisa hidupnya sepuas-puasnya daripada menyesali nasib. Dia merencanakan untuk berpetualang, menikmati berbagai makanan lezat, dan memutuskan untuk melakukan berbagai perjalanan keliling dunia.
Sebagai persiapan untuk melanglang buana, maka Bejo pun akhirnya pergi ke seorang penjahit terkenal, hendak memesan pakaian.
“Pak, saya mau pesan satu lusin kemeja,” kata Bejo kepada sang penjahit ternama itu.
“Baik, Pak,” kata sang penjahit, “Silakan Bapak berdiri dulu sebentar, biar saya ukur leher Bapak.”
Sahut Bejo, “Sepertinya nggak perlu deh, ukuran leher kemeja saya enam belas.”
Namun sang penjahit menyahut balik, “Pak, sebagai tailor ternama, kami selalu harus mengambil kembali ukuran pakaian langganan setiap membuat pakaian baru lagi.”
Maka Bejo pun menyerah, “Baiklah, walaupun saya tetap merasa Bapak ini buang-buang waktu saja. Dari dulu ukuran leher kemeja saya memang segitu.”
Sang penjahit tidak berkomentar lebih lanjut, langsung melilitkan pita pengukur ke leher Bejo.
“Tuh kan, ternyata ukuran leher kemeja Bapak adalah tujuh belas,” kata sang penjahit sambil mencatat ukuran itu di kertas kerjanya.
“Tujuh belas?” kata Bejo terkaget-kaget, “Aneh! Selama sepuluh tahun terakhir ini saya selalu memakai kemeja dengan ukuran enam belas.”
Sang penjahit mendesah dan menggeleng-gelengkan kepala.
“Pak,” kata sang penjahit, “Kalau Bapak mengenakan kemeja ukuran enam belas, maka kepala Bapak akan terasa seperti dipukul-pukul, dan telinga Bapak akan berdenging.”
hahaha.. bejo yang sangat lucu